DPR RI Ingin Indonesia Menjadi Mediator Perdamaian Korea Utara dan Korea Selatan
Berbagai Pandangan mengemuka terkait konflik Luar Negeri antara Korea Utara dan Korea Selatan, Komisi I DPR RI menginginkan Indonesia menjadi mediator terwujudnya perdamaian antara Korea Utara dan Korea Selatan.
“Indonesia ingin lebih berperan sebagai mediator dalam menyelesaikan masalah Korea Utara dan Korea Selatan,” kata Anggota Komisi I Sidarto Danusubroto, saat Rapat Kerja dengan Menteri Luar Negeri RI, di Gedung Parlemen RI, Senin (11/3).
Oleh karena itu, Sidarto berpandangan bahwa sebaiknya Indonesia abstain saja terhadap masalah penjatuhan sanksi kepada korea Utara oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). “Saya berharap adanya dialog yang harus kita tingkatkan. Kalau kita Abstain, kita akan lebih diterima oleh pihak-pihak yang bersengketa, sebab kita menjaga stabilitas kawasan,” papar politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
Sidarto juga mengungkapkan adanya keinginan rencana Komisi I DPR mengunjungi Korea selatan dan Korea Utara, sebagai hubungan Parlemen to Parlemen, sebagai upaya parlemen Indonesia menjaga stabilitas kawasan.
Selain itu, Evita Nursanty (F-PDIP) menginginkan Kementerian Luar Negeri RI memandang ancaman-ancaman menjadi peluang bagi Indonesia. Salah satunya mengenai konflik yang terjadi di semanjung korea, yang menimbulkan perselisihan antara korea selatan dan Korea Utara. “Ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk membuka dialog untuk perdamaian,” katanya.
Hal senada disampaikan, Lily Wahid dari Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) ikut berperan menciptakan perdamaian dunia. “Kementerian luar negeri harus dapat memanfaatkan hal yang ada untuk lebih meningkatkan peran indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia,” tegas Lily.
Menurut Liliy Wahid hubungan Indonesia - Korea utara, tidak terlepas dari sejak 1955 indonesia memegang peranan penting di dunia. Ada suatu kondisi antara negara Indonesia dan Korea Utara mempunyai sejarah posistif antara mantan Presiden RI Soekarno dengan Korea Utara.
Selanjutnya dia mengatakan Kementerian Luar Negeri harus dapat memanfaatkan hal yang ada untuk lebih meningkatkan peran indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia. “Korud dan korsel sulit mengadakan perundingan diantara mereka, Indonesia harus ikut berperan menciptakan perdamaian dunia.” Kata Lily Wahid. (as), foto : od/parle/hr.